Thursday, February 7, 2013

SEJARAH TELAGA SARANGAN


Di lereng Gunung Lawu hidup seorang petani bersama istrinya yang bernama Kyai Jalilung dan Nyai Jalilung. Sehariannya bercocok tanam di ladang. Seperti biasa setiap hari Nyai Jalilung mengantarkan makanan untuk suaminya yang bekerja.


Suatu hari saat Kyai Jalilung sedang mencangkul di sawah, ia menanti istrinya yang tak kunjung datang padahal hari sudah beranjak siang. Karena merasa lapar Kyai Jalilung mencari makanan yang bisa dimakan, dan akhirnya menemukan sebutir telur di dekan pancuran air.

Oleh Kyai Jalilung telur itu pun dibakar dan dimakan, baru menyantap setengahnya ia sudah merasa sangat kekenyangan. Tak lama kemudian datanglah istrinya,  Nyai Jalilung membawa makanan. Kepada istrinya Kyai Jalilung menceritakan telah memakan separo telur dan merasa sangat kekenyangan. Sang istri pun penasaran dan ikut memakan yang separohnya.

Saat keduanya sudah memakan telur itu kejadian aneh pun terjadi, keduanya merasa sangat panas dan gatal lalu menceburkan diri di pancuran air. Seketika itu juga keduanya berubah wujud menjadi ular naga. Karena besarnya ular naga, pancuran air yang awalnya kecil berubah menjadi sangat besar, hingga terbentuk  telaga yang sekarang dikenal dengan nama “ Telaga Sarangan."

1 comment: